PENDAHULUAN
Ulkus
dekubitus merupakan salah satu problem yang dapat kita jumpai pada seseorang
atau lebih tepatnya penderita yang menderita suatu penyakit yang membuatnya
harus menjalani tirah baring yang cukup lama. Problem ini seringkali menjadi
komorbid dan tidak jarang menyebabkan infeksi sekunder sehingga dapat
memperberat penyakit utama.
DEFINISI & KAUSA
Ulkus
dekubitus merupakan suatu cedera lokal pada kulit, yang disebabkan oleh
penekanan pada suatu daerah kulit, biasa terjadi pada daerah yang terdapat
penonjolan tulang seperti daerah sacrum (dekubitus). Terdapat dua faktor
predesposisi penyebab terjadinya ulkus dekubitus, yaitu faktor intrinsik diantaranya
mobilitas tubuh yang terbatas, rendah nutrisi, faktor penyakit komorbid
(diabetes, vasculitis, kanker), dan proses penuaan kulit, serta faktor
ekstrinsik diantaranya tekanan terus menerus pada kulit, kelembapan kulit, dan
gesekan pada daerah yang terkena.
KLASIFIKASI
Terdapat
beberapa klasifikasi yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu ulkus decubitus.
National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP),
menyebutkan terdapat empat tingkat keparahan ulkus decubitus, yaitu:
I-
Kulit yang mengalami kemerahan (eritema),
warna cenderung berbeda dari warna kulit normal, biasa disertai dengan rasa
nyeri, hangat.
II-
Hilangnya sebagian bagian dari kulit
dermis, tampak kemerahan, tanpa disertai jaringan nekrotik basah (slough), biasa diikuti dengan cairan
jernih yang merupakan suatu serum
III-
Hilangnya jaringan dermis secara total, tampak
jaringan lemak, tanpa disertai penampakan tulang, tendon, ataupun otot, dan
biasa disertai dengan slough
IV-
Hilangnya jaringan dermis secara total, Nampak
jaringan lemak, disertai penampakan tulang, tendon, ataupun otot, dan biasa
disertai dengan slough
Gambar 1. Gambaran skema
derajat ulkus dekubitus menurut NPUAP. Dikutip
dari Bluestein D, et al. Pressure Ulcers: Prevention, Evaluation, and
Management. American Family Physician: 2008
Adapun klasifikasi lain ulkus dekubitus
menurut Agency
for Health Care Policy and Research, ialah hampir menyerupai NPUAP
namun terdapat derajat kelima, yaitu bila ditemukan adanya luka nekrotik kering
yang kehitaman.
PENCEGAHAN
Dengan memperhatikan faktor
predesposisi terjadinya ulkus dekubitus, maka pencegahan yang dapat dilakukan
dari sisi intrinsik ialah memberikan modifikasi mobilisasi pasien yang harus
atau terpaksa menjalani tirah baring lama. Modifikasi mobilsasi dapat berupa
penggunaan bantal air untuk mengurangi penekanan pada kulit, perbaikan asupan
nutrisi tinggi protein, mobilisasi miring kiri dan kanan (log roll), serta mengobati komorbid penyakit lain seperti diabetes.
Dari faktor ekstrinsik, hal yang dapat dilakukan diantaranya menjaga kelembapan
kulit terutama daerah yang selalu terkena tekanan seperti sacrum. Penggantian sprei,
serta alas pantat secara berkala dapat mengurangi resiko terjadinya ulkus
dekubitus.
Jacob Rudd, dalam sebuah makalah
presentasinya, menampilkan penggunaan tekhnik hydraulic lift untuk mencegah penderita mengalami ulkus dekubitus.
Gambar 2. Gambaran
penggunaan tekhnik hydraulic lift untuk
menceegah terjadinya ulkus dekubitus. Dikutip
dari Rudd JL. a Case Report: The Hydraulic Lift For Decubitus Ulcers. Massachusetts:
1955
MANAJEMEN
Manajemen
perawatan luka ulkus dekubitus ialah menjaga kelembapan dari daerah luka dan
sekitar luka, menghilangkan jaringan mati atau nekrotik baik yang basah
(slough), maupun kering. Adapun algoritma penanganan ulkus dekubitus dari Hess
dalam bukunya Wound Care:
Gambar 3. Algoritma
penanganan ulkus dekubitus. Dikutip dari Hess CT. Wound Care. 4th ed. Springhouse, Penn.: Springhouse;
2002:54-55.
Gambar 4. Gambaran
ulkus dekubitus pada pasien usia lanjut dengan fraktur femur, (kiri) sebelum perawatan, (kanan) setelah menjalani perawatan luka
berkala dengan frekuensi dua hari sekali. Dikutip
dari Dokumentasi pribadi penulis.
Demikian sharing mengenai ulkus dekubitus yang sering kali timbul pada pasien tirah baring lama, semoga bermanfaat, bagaimanapun mencegah lebih baik daripada mengobati. terima kasih.